Sabtu, 30 April 2016

Apel Besar NU Kukuhkan 1 Juni 1945 Hari Lahir Pancasila



Info Media Nasional News - Nahdlatul Ulama atau NU melaksanakan peringatan Hari Lahir NU ke 93 di lapangan Candra Wilwatikta Pasuruan Jawa Timur yang dihadiri sekitar 15 ribu massa yang berasal dari kalangan Nahdliyin dan ormas-ormas se Jawa Timur, antara lain Persatauan Alumni GMNI, FKPPI, PMKRI, GMKI dan lain-lain.

Yang menarik dari acara tersebut dimana NU secara resmi dan kelembagaan meminta kepada Presiden Jokowi untuk menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahirnya Pancasila. PBNU telah melakukan berbagai kajian akademis, baik yang bersifat historis maupun ideologis, dan hasilnya tidak dapat dipungkiri bahwa pada tanggal 1 Juni 1945 itulah di depan sidang BPUPKI Bung Karno utk pertama kalinya mencetuskan dan menawarkan gagasannya tentang lima dasar Indonesia Merdeka yang beliau beri nama Pancasila, tegas Said Aqil Siradj, Ketua Umum PBNU.

Kiyai Muttawaqil Alallah, Ketua PWNU Jawa Timur dalam sambutannya mengatakan keprihatinannya karena sampai detik ini hingga menjelang 72 tahun Indonesia Merdeka, Hari Lahirnya Pancasila sebagai dasar negara masih saja belum ditetapkan. Bayangkan, hari Buruh saja kita peringati, hari Proklamasi juga kita peringati dan lain-lain, kok hari lahirnya Pancasila tidak pernah kita peringati, tegas Muttawaqil.
Komandan Apel Besar NU, Saefullah Yusuf dalam pidatonya menegaskan "Dari Jawa Timur akan kita akan kawal penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila", ujarnya berapi-api.

Megawati Soekarnoputri yang diundang secara khusus oleh Panitia dalam kapasitasnya sebagai Presiden RI ke 5 dan Putri Bung Karno didapuk untuk menerima dokumen kajian akademis yang telah disusun oleh PBNU tentang usulan penetapan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila. Dokumen tersebut diserahkan langsung dihadapan 15 ribu hadirin dan tokoh tokoh NU se Jawa Timur oleh Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj.

Dalam sambutannya Megawati mengungkap perasaan kerinduannya dengan keluarga besar NU. Dia mengatakan hubungan baik dengan NU sdh terbina baik sejak jaman Bung Karno hingga ia meneruskan hubungan dengan Gus Dur. Mega mengungkapkan meskipun sering terjadi perbedaan pendapat dengan Gus Dur pada masa lalu tetapi hubungan pribadi dan kekeluargaan selalu baik hingga saat ini. Mega mengisahkan bahwa Gus Dur pernah berpesan kepada dirinya bahwa antara NU dan PDI Perjuangan atau kalangan Nasionalis tidak boleh pecah karena jika NU dan Nasionalis pecah maka negara ini bisa bubar, mari kita jaga persatuan bangsa dengan perekat ideologi Pancasila," tutur Mega.

Dalam kesempatan acara tersebut Megawati juga didampingi oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristyanto, Ketua DPP PDI Perjuangan, Prananda Prabowo, Ketua Fraksi PDI Perjuangan MPR RI, Ahmad Basarah, Wagub DKI Djarot Saiful Hidayat serta anggota DPR RI Ario Bimo dan Diah Rieke Pitaloka.

Sabtu, 23 April 2016

Wasimin, Pusat Perbelanjaan GIANT di Teluk Pucung Harus Peduli Dengan Lingkungan Akibat Banjir

Info Media Nasional News, Bekasi - Banjir yang melanda Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis, 21 April 2016, bertepatan dengan peringatan hari Kartini akibat luapan Kali Bekasi, dan merupakan banjir terbesar sepanjang sejarah di Kota Bekasi.

Sebab, debit limpasan di bendungan kali itu mencapai 780 meter kubik per detik. "Lebih besar dibanding banjir 2007," kata operator bendungan Kali Bekasi, Wildan.

Wildan mengatakan puncak kiriman air datang sekitar pukul 10.00 WIB, saat sejumlah wilayah di bagian selatan bendungan sudah terendam banjir. Banjir paling parah terjadi di Perumahan Pondok Gede Permai dengan ketinggian muka air mencapai 4 meter. Sedangkan di pemukiman lain rata-rata mencapai 1,5 meter.

Sejumlah warga mengakui banjir yang terjadi kali ini terbesar sepanjang sejarah. Misalnya, di Perumahan Pondok Gede Permai. Sebelumnya, air hanya mencapai pintu masuk perumahan. Namun kali ini air lebih tinggi. Biasanya jembatan perbatasan Vila Nusa Indah tidak terendam, kali ini terendam 1 meter, kata warga Perumahan Pondok Gede Permai, Kelik Widyanto.

Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan kiriman air dari Bogor cukup banyak. Bahkan, dalam waktu sehari, air tak kunjung surut, meski bendungan Kali Bekasi dibuka dengan debit limpasan mencapai 780 meter kubik per detik. "Kami merekomendasikan kejadian luar biasa," kata Tri Adhianto.

Dengan begitu, kata dia, penanganan banjir segera dilakukan. Misalnya memperbaiki tanggul sepanjang 20 meter di RW 10, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih. Soalnya, apabila menggunakan dana anggaran pendapatan belanja daerah, Repot, kelamaan, ujar pria yang akrab di sapa dengan panggilan pak Tri tersebut kepada media.

Menurut dia, jika status bencana naik menjadi kejadian luar biasa, otomatis dana tak terduga Rp 30 miliar dapat digunakan. Paling lambat, sepekan lagi, setelah ada status ditetapkan, anggaran bisa dicairkan. Karenanya, perbaikan tanggul bisa dilaksanakan. "Tanggul harus diganti dengan set pile, kalau beton biasa atau bronjong tidak tahan lama," ujarnya.

Sedangkan Wasimin anggota DPRD Kota Bekasi dari Fraksi PDI Perjuangan dari dapil Bekasi Utara kepada IMN News Sabtu 23/4/2016 mengatakan kalau pemerintah daerah dalam hal ini Pemkot Bekasi tidak mau menegur dengan keras dan tegas kepada salah satu pusat perbelanjaan GIANT yang ada di Kelurahan Teluk Pucung untuk membuat turab/tanggul di sisi kiri kanan kali yang ada di sebelah pusat perbelanjaan tersebut dia meyakininya suatu saat akan tetap terjadi hal yang sama, tetap banjir dan banjir.

Pemerintah Kota Bekasi harus berani dan mau mengambil sikap yang tegas kepada siapapun yang tidak mematuhi apa yang menjadi peraturan di Kota Bekasi. Bukan hanya menyebabkan banjir akibat tergerus air secara terus menerus itu Jembatan Penghubung antara Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi (Babelan red) bisa juga ambruk dan terputus.

Sebagai wakil rakyat yang dipilih dari dapil yang terkena musibah banjir tersebut juga mengatakan tanah kosong yang ada disamping pusat perbelanjaan tersebut adalah milik dari GIANT yang dibiarkan begitu saja terhampar tidak ada pemberian batas yang permanen berupa tembok beton agar sekiranya air Kali Bekasi meluap akibat turun hujan deras di Kota Bekasi maupun akibat air kiriman dari wilayah lain tidak secara langsung menerobos masuk ke rumah - rumah warga yang ada di sekitaran pusat perbelanjaan tersebut tegasnya.Kalau sudah terjadi seperti ini siapa yang mesti harus bertanggung jawab tandasnya.

Wasimin turun langsung ke lokasi banjir dengan memberikan bantuan Mie Instant, Air Mineral dan lain - lain kepada warga masyarakat yang terletak di RT 06 (68 KK) dan RT 07 RW 02 (106 KK) Kelurahan Teluk Pucung Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi. Wasimin berjanji kepada warga masyarakat sekitar dalam waktu dekat dirinya beserta para Anggota DPRD lain nya akan segera berkordinasi dengan pemerintah Kota Bekasi untuk memanggil pihak GIANT agar mau ikut peduli dengan wilayah sekitar jangan hanya mencari untung sendiri tapi mengabaikan lingkungan. (tmp/alx).








Senin, 18 April 2016

Muhammad Kurniawan Anggota DPRD Kota Bekasi dari PKS Terlibat Skandal Suap Komisi V


IMN News - Anggota DPRD Kota Bekasi periode 2014-2019 dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Kurniawan, disebut menerima uang suap Rp 5,5 miliar dari pengusaha untuk memuluskan proyek.
Demikian dikatakan Komisaris PT Cahaya Mas Perkasa So Kok Seng alias Aseng saat memberi kesaksian dalam sidang lanjutan terdakwa Direktur PT Windhu Tunggal Utama Abdul Khoir di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (18/4/2016).
Menurut Aseng, pemberian uang Rp 5,5 miliar itu untuk dua keperluan dan di waktu yang berbeda. Pertama, ia menyerahkan Rp 2,5 miliar kepada Kurniawan pada 2015 di sebuah hotel.
Aseng memberikan uang Rp 2,5 miliar itu atas permintaan Kurniawan terkait proyek pembangunan jalan di Pulau Seram, Maluku.
Kurniawan mengklaim sebagai orang yang telah memasukkan proyek jalan tersebut di Badan Legeslatif DPR saat ia masih bekerja sebagai staf ahli di Komisi V dari Fraksi PKS.
“Dia minta, ya saya kasih saja. Saya bilang bahwa itu ada pengurusan dana di Baleg untuk masukan Maluku di Pulau Seram,” jelas Aseng.
“Nilainya (proyek) kalau tidak salah Rp 100 miliar. Untuk pekerjaan jalan, kalau tidak salah,” ungkapnya.
Ketua Majelis Hakim Mien Trisnawati lantas bertanya terkait dana aspirasi yang diperuntukkan untuk proyek jalan di Pulau Seram itu.
Namun, Aseng tak langsung menyebutkan nama anggota dewan yang memegang ‘jatah aspirasi’ itu. Dia berkilah semua sudah diserahkan kepada Kurniawan.
“Jadi gini, semua saya serahkan, Kurniawan saja yang mengatur. Saya ikut dia,” jawab Aseng.
Tak puas dengan jawaban Aseng, hakim kemudian membacakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) miliknya.
“Uang akan diserahkan kepada Yudi Widiana Anggota DPR. Komisi V?,” cecar Hakim Trisnawati.
“Benar, (anggota) Komisi V,” timpal Aseng.
Namun, Aseng mengklaim tak mengetahui secara pasti apakah uang tersebut benar-benar sudah diterima oleh Yudi atau belum. Aseng mengaku tidak mengenal Yudi.
Terima Rp 3 miliar
Selain memberikan uang sebesar Rp 2,5 Miliar, Aseng juga mengaku pernah menyerahkan Rp 3 Miliar kepada Kurniawan belum lama ini.
Kepentingannya, lanjut Aseng, untuk mengamankan dirinya dari incaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
“Menurut Kurniawan, uang itu untuk pengamanan di KPK. Karena menurut dia, saya sudah diincar sama KPK, jadi saya percaya saja,” ujar Aseng
Aseng mengaku tidak mengetahui uang sebesar Rp 3 miliar tersebut digunakan untuk keperluan tertentu oleh Kurniawan.
Aseng hanya mempercayai apa yang dikatakan Kurniawan soal dirinya sedang diincar oleh KPK.
“Sudah diincar tetap berikan uang juga? malah lebih jelas KPK-nya nanti,” timpal Ketua Majelis Hakim.
Di DPRD Kota Bekasi, saat ini, Kurniawan masuk sebagai anggota Badan Anggaran, Sekretaris Komis B serta Sekretaris Fraksi PKS. Pria kelahiran Jakarta, 16 Juli 1981 itu juga menjadi Sekretaris DPD PKS Kota Bekasi.
Kurniawan menjadi anggota DPRD Kota Bekasi dari daerah pemilihan 1, yang meliputi Kecamatan Bekasi Timur.
Jika pernyataan Aseng terbukti, Kurniawan bisa terjerat sejumlah pasal dalam Undang Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, tentang suap maupun pemerasan.
Seperti diketahui, dalam kasus dugaan suap proyek pembangunan jalan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah menjerat dua Anggota Komisi V DPR, yakni Damayanti Wisnu Putranti dan Budi Supriyanto. Yudi pun sudah diperiksa sebagai saksi dalam kasus ini.
Bahkan ruang kerja Yudi di Gedung DPR telah digeledah serta disegel penyidik KPK. Yudi sempat membantah terlibat dalam penerimaan suap untuk proyek pembangunan jalan di Maluku dan Maluku Utara itu.
Abdul Khoir didakwa telah memberi suap kepada pejabat di Kementerian PUPR dan sejumlah Anggota Komisi V. Total uang suap yang diberikan Abdul sebesar Rp 21,38 miliar, SGD 1.674.039 dan USD 72.727.
Suap diberikan oleh Abdul bersama-sama dengan Komisaris PT Cahaya Mas Perkasa, So Kok Seng alias Aseng dan Direktur PT Sharleen Raya (JECO Group), Hong Arta John Alfred. Uang diberikan untuk mendapatkan sejumlah proyek jalan. (Res/Rmol/Kontan)

Kamis, 14 April 2016

Sukur Nababan di Sebut - Sebut Damayanti Dalam Kesaksian di Tipikor

http://googleweblight.com/?lite_url=http://m.tribunnews.com/nasional/2016/04/11/damayanti-beberkan-nama-nama-penerima-suap-di-komisi-v-dpr%3Fpage%3D3&lc=id-ID&s=1&m=404&host=www.google.co.id&ts=1460651057&sig=APY536wN6J3h5eQKvvzs3YxQOoMIlmJzog

Jumat, 08 April 2016

H.Lasimantoro Bangun Masjid Jami Nur Shakila Nganjuk Jawa Timur.

Info Media Nasional News Nganjuk - Masjid yang di bangun di atas tanah wakaf seluas 900 m2 dengan menghabiskan dana tidak kurang dari 2,5 milliar rupiah tersebut adalah murni dari hasil swadaya keluarga besar H.Lasimantoro tokoh senior dan sesepuh PDI Perjuangan Kota Bekasi (Mantan Anggota DPRD Propinsi Jawa Barat periode 1999 - 2004).

Pria yang pada hari Jum'at, April 2016 tepat berusia 67 Th tersebut merupakan seorang pengusaha sukses di bidang kontraktor juga seorang pensiunan dari pertamina Jakarta yang tinggal di perumahan Harapan Jaya RW 10 Bekasi Utara, Kota Bekasi.

Kepada Info Media Nasional News (7/4/16) beliau mengatakan sudah lama dirinya mempunyai cita - cita ingin mempunyai/membangun Masjid dengan nama Nur Shakila (nama almarhum ibu nya) yang artinya Cahaya Kecantikan.

Secara kebetulan ada salah satu tetangga yang sama - sama dari kampung yang juga tinggal di wilayah Kota Bekasi menawarkan kepada dirinya tanah waris dari orang tuanya untuk dihibahkan. Dari obrolan tersebut sekarang telah berdiri Masjid Megah dengan nama "Masjid Jami Nur Shakila".

Bupati Nganjuk Drs.H.Taufiqurrahman meresmikan Masjid Jami Nur Shakila di awali dengan penanda tanganan prasasti dilanjutkan dengan penabuhan Bedug, pemotongan pita bunga dan pemotongan tumpeng sebagai tanda dibukanya Masjid tersebut di pakai untuk masyarakat umum.

Bupati yang juga merupakan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Nganjuk yang telah dua kali menjabat secara berturut - turut tersebut dalam sambutan nya mengatakan sebagai pribadi maupun sebagai kepala daerah dirinya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada H.Lasimantoro dan semua pihak yang telah berkenan membantu masyarakat sekitar dengan mendirikan Masjid untuk dijadikan sarana ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT.

Dirinya juga membantu secara langsung 100 Al-Qur'an berikut tempatnya, serta akan membantu pembangunan dua (2) Menara Masjid dengan bertahap. Bupati berpesan kepada masyarakat dan tamu undangan yang hadir dalam peresmian tersebut agar senantiasa mau memakmurkan Masjid Megah Nur Shakila. Jangan sampai bentuk masjid nya megah namun sepi dari Jamaah pungkasnya.

Turut hadir dalam acara peresmian tersebut Lurah, Camat, Kapolsek, Kapolres, beberapa Anggota DPRD Kabupaten Nganjuk Jawa Timur para Ustad dan Ustazah,para Alim Ulama serta masyarakat luas dari berbagai majlis taklim setempat.

Satu bus Pariwisata rombongan jamaah majlis taklim dari Kota Bekasi juga turut serta memenuhi undangan dari H.Lasimantoro selaku tuan rumah yang dipimpin langsung oleh Al Ustad Ir.H.Hermanda Maulana.(alex)