Bekasi--Siapa bilang perempuan
di tempat nomor 2 dalam dunia politik. Di daerah pemilihan Jabar VII,
Kabupaten Bekasi-Karawang-Kabupaten Purwakarta, sejumlah tokoh perempuan
mendapat posisi nomor 1 dan 2 di daftar caleg sementara.
Penelurusan BekasiRaya.com,
sedikitnya 3 orang mendapat posisi nomor urut 1 dan satu orang di urutan
nomor 2. Mereka adalah para politisi perempuan yang memiliki pengaruh
besar dan teruji kemampuannya.
Mereka akan bertarung dengan
para politisi laki-laki yang sudah malang melintang di jagad politik. Di
Dapil ini sejumlah nama politisi kondang akan menjadi pesaing, seperti ;
Saan Mustofa (Demokrat), Ade Komarudin (Golkar), Daniel Lumban Tobing
(PDIP), Sa'duddin (PKS), Saleh Manaf (Partai Nasdem), dan lainnya.
Menjadikan Dapil Jabar VII sebagai "Dapil Neraka".
Apakah para politisi perempuan ini bisa mendulang suara dan menang. Ini dia, 4 Perempuan Hebat di Dapil Neraka.
Rieke Diah Pitaloka (PDI Perjuangan)
Artis kelahiran Garut 8 Januari
1974 ini membuktikan kepiawaiannya dalam dunia politik setelah terjun
menjadi Caleg PDI Perjuangan pada Pemilu 2009 dari Dapil Jawa Barat II.
Namanya mulai melejit karena
vokal sebagai anggota DPR RI Komisi IX yang membidangi kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat. Rieke dikenal dekat dengan kaum buruh karena
menjadi inisiator dan anggota Pansus Rancangan Undang-undang Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS)
Pada tahun awal tahun 2013 Rieke
memutuskan untuk mencalonkan dirinya sebagai Gubernur Jawa Barat dengan
didampingi Teten Masduki, mereka menamakan dirinya sebagai PATEN dan
diusung oleh PDI-P dengan nomor urut 5.
Pada tanggal 3 Maret 2013
diumumkan hasil Pilkada Gubernur - Wagub Jawa Barat Pasangan Cagub -
Cawagub nomor 5 Rieke-Teten memperoleh peringkat ke 2 dari 5 pasangan
calon dengan perolehan suara 5.714.997 suara atau 28,41 persen dari
suara sah.
Namun, di Kabupaten Bekasi dan Karawang, suara Rieke-Teten menang telak di atas incumbent Ahmad Heryawan.
Pada Pemilu 2014 mendatang, Rieke maju sebagai caleg dari Dapil Jabar VII dengan nomor urut 1.
Wardatul Asriah (PPP)
Perempuan kelahiran Bekasi 17
April 1965 ini menduduki Komisi VII yang mengurusi bidang ESDM, Riset,
Teknologi, dan Lingkungan Hidup
Karir politik Wardatul Asriah
telah dimulai sejak di bangku kuliah dengan menjadi anggota aktif PMII
(Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) yang berafiliasi ke NU (Nahdatul
Ulama). Tak lama setelah itu, ia bergabung dengan Partai Persatuan
Pembangunan dan menjadi salah seorang pengurus puncak di WPP (Wanita
Persatuan Pembangunan). Posisi ini membuka jalan Wardatul untuk maju ke
pemilu legislatif Kabupaten Bekasi tahun 2004 dimana ia memenangkan
53.782 suara
Keterlibatan istri Suryadharma
Ali ini dalam dunia politik cukup menarik perhatian beberapa pihak
misalnya direktur Cetro (Centre for Electoral Reform) dan pengamat
politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, Sumarno. Hadar Navis Gumay
selaku direktur Cetro mengatakan bahwa keterlibatan Wardatul dalam
perpolitikan memperpanjang daftar nama politisi yang membangun keluarga
politik, baik di internal partai maupun parlemen Senayan.
Hal ini menunjukkan bahwa
atmosfer Politik Dinasti semakin kental di Indonesia. Sejalan dengan
Hadar Navis Gumay, Sumarno menilai masuknya Wardatul ke kepengurusan
harian DPP PPP adalah untuk memperkuat posisi sang suami di internal
partai. Namun, Sumarno menggarisbawahi bahwa selama Wardatul memiliki
kemampuan yang mumpuni, hal ini tidak menjadi masalah.
Pada Pemilu 2014 mendatang, Wardatul kembali maju dari Dapil Jabar VII dengan nomor urut 1.
Putih Sari (Gerindra)
Usianya
baru 24 tahun ketika ia memutuskan terjun ke dunia politik. kala itu
Agustus 2008, tekad perempuan kelahiran Jakarta, 20 Juli 1984 ini telah
bulat bergabung dalam Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Putih Sari Taslam, perempuan
muda itu berhasil menduduki kursi anggota DPR RI dari Dapil Jabar VII
pada Pemilu 2009 lalu dengan mengumpulkan suara sebanyak 27.341. Ia
termasuk salah seorang dari tiga anggota DPR-RI termuda.
Di DPR RI, Putih menduduki
komisi IX yang membidangi kesehatan, tenaga kerja dan transmigrasi,
serta kependudukan— berkewajiban melakukan aktifitas legislasi dan
pengawasan terhadap kinerja mitra kerja, terutama yang menyangkut upaya
perbaikan pelayanan kesehatan masyarakat dan kesejahteraan para pekerja
dan buruh.
Selain di Komisi IX, Putih juga
dipercaya sebagai bendahara fraksi dan anggota Badan Urusan Rumah Tangga
(BURT) DPR-RI. Di luar pekerjaan di DPR, ia tetap berkecimpung di
organisasi sayap partai, yakni PIRA (Perempuan Indonesia Raya). Mau
tidak mau, ia mesti pandai-pandai membagi waktu untuk bisa menjamah
berbagai aktivitas tersebut.
Pada Pemilu 2014 mendatang, Putih Sari kembali maju sebagai anggota DPR RI dari Dapil Jabar VII nomor urut 1.
Nurul Qomaril Arifin (Partai Golkar)
Nurul
Qomaril Arifin atau lebih dikenal dengan nama Nurul Arifin, adalah
aktris senior yang pernah masuk dala daftar bintang bom seks tahun
1980-an. Sejumlah film yang pernah diperankan antara lain, Naga Bonar,
Pacar Ketinggalan Kereta, Madu dan Racun, Lupus, Mana Bisa Tahan, Hidup
Semakin Panas, dan lain-lain.Dia lahir di Bandung, Jawa Barat, 18 Juli
1966.
Perempuan kelahiran Bandung 18
Juli 1966 ini berhasil terpilih sebagai anggota DPR RI pada Pemilu 2009
lalu dari Dapil Jabar VII yang meliputi ; Kabupaten
Bekasi-Karawang-Kabupaten Purwakarta.
Pada Pemilu 2014 mendatang, Nurul akan kembali mencalonkan kembali dari Dapil yang sama dari Partai Golkar nomor urut 2. ( Brat dirangkai dari berbagai sumber )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar