IMN News - Pembakaran dan kericuhan yang menyebabkan tewasnya TKI didepan KJRI Jeddah adalah potret akumulasi kekecewaan TKI kepada pemerintah yang kerap mengabaikan nasib mereka.
Kemarahan para TKI jangan dianggap remeh oleh Pemerintah . KJRI diserbu TKI, harusnya menjadi peringatan / warning tersendiri bagi pemerintah, karena Kantor Konsulat merupakan simbol dari Pemerintah.
Sejak seminggu lalu kerajaan Saudi mengeluarkan Amnesti untuk para TKI yang memiliki masalah perizinan tinggal di Arab Saudi. Dalam seminggu tersebut harusnya konsulat dan para pihak terkait melakukan evaluasi dan saling berkordinasi sehingga dapat melihat kekurangan tenaga pelayanan, kapasitas loket yang tidak memadahi serta hal - hal teknis lainnya.
Hal yang terpenting seharusnya pemerintah tidak meremehkan kondisi psikologis para TKI dalam memperjuangkan nasibnya yang selam ini terombang - ambing tanpa kejelasan dan perhatian dari pemerintah.
Kejadian yang memakan korban jiwa TKI ini secara tidak langsung dapat dikatakan KJRI telah membunuh TKI yang tewas didepan gedung Konsulat. DPR khususnya di Komisi IX harus segera memanggil, meminta pertanggung jawaban dari Kemenlu, Kemenaker & BNP2TKI atas peristiwa ini.
Karena TKI tersebut tewas diakibatkan buruknya antisipasi pelayanan dan bobroknya kinerja aparatur pemerintah dikantor Konsulat dalam melayani proses administrasi yang dibutuhkan oleh TKI.
Banyak pula laporan sekaligus pengaduan kepada media online bahwa di Ambassy Riyadh banyak calo dalam hal pembuatan surat dan lain - lain jadi sangat menyulitkan para TKI yang tidak mempunyai cukup uang disana. Mayoritas diantara mereka mengatakan malu kepada para tenaga kerja dari negara - negara tetangga misalnya Philipina, Thailand dan lain - lain yang begitu cepat dan mudahnya warga negara tersebut mendapat pelayanan . ( Jeppri F Silalahi - Sekretaris Departemen Tenaga Kerja DPP PDI Perjuangan ). IMN News - Alex S.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar