Warga Masyarakat Bekasi Utara, Kota Bekasi Menolak Keras dan
Tegas Pembangunan Sutet Muara Tawar.
Info Media Nasional News – Bekasi, Warga masyarakat yang
terdiri dari berbagai perumahan yang ada di Bekasi Utara ( Prima Harapan, Duta
Harapan, Telaga Duta Harapan, Wisma Asri ) dan warga perkampungan yang terdiri
dari dua Kelurahan antara lain kelurahan Harapan Baru dan Teluk Pucung menolak
dengan tegas dan cenderung keras atas rencana pembanguna sutet Muara Tawar yang
melewati di atas rumah – rumah mereka.
Dedi Zahrul Alam salah satu warga masyarakat dari Forkom
Dumas ( Forum Komonikasi Warga Duta Telaga Mas ) mengatakan kepada Info Media
Nasional News dirinya berikut warga masyarakat lainnya menyatakan menolak
dengan tegas rencana dari PLN Muara Tawar yang kemungkinan telah mendapatkan
restu dari para pihak terkait diantaranya pihak pengembang maupun para
birokrasi diwilayahnya atas pembangunan sutet tersebut.
Penolakan tersebut tentunya berdasarkan pertimbangan –
pertimbangan yang matang dari hasil rapat pertemuan warga dan berbagai
pertimbangan lainnya, akibat dari dampak dibangunnya sutet tersebut tentunya
akan memberikan berbagai dampak negative dan cenderung sangat berbahaya
terutama dibidang kesehatan.
Pembangunan jaringan transmisi tegangan tinggi juga mempunyai
potensi menimbulkan dampak di berbagai bidang lainnya diantaranya adalah di
bidang ekonomi, psikologis masyarakat
dan lingkungan ujar Dedi Zahrul Alam yang saat ini juga menjadi salah satu
Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan Bekasi Utara sebagai bendahara.
Penjabaran dari dampak tersebut diantaranya sebagai berikut :
1. Dampak
Negatif di Bidang Ekonomi.
Dapat ditinjau dari dengan dibangunnya jaringan tegangan
tinggi tersebut dapat menyebabkan “Kematian Perdata” bagi nilai tanah yang
dilintasi oleh SUTT/SUTET, sehingga apabila pemilik tanah tersebut berniat
menjual tanahnya, maka harga jual tanah tersebut akan jatuh dan berada dibawah
harga jual tanah yang tidak dilewati jalur tersebut (itupun bila ada yang mau
membelinya), atau juga pemilik tanah mau mengoptimalisasikan tanahnya dengan
mendirikan bangunan bertingkat ia akan mempunyai masalah dengan perijinan
pendirian bangunan, atau bila ia ingin menanam pohon ia akan dilarang menanam
pohon dalam batas ketinggian tertentu.
2. Dampak
Negatif di Bidang Kesehatan.
Dari hasil penelitian disebutkan bahwa banyak penyakit yang
bisa ditimbulkan akibat dari paparan radiasi gelombang elektromagnetik bagi
masyarakat yang tinggal di bawahnya. Hasil penelitian di Eropa menyatakan bahwa
jaringan transmisi tegangan tinggi menimbulkan sakit kepala, gangguan
tidur, lesu, libido menurun, kemandulan dan merasa sakit tanpa diketahui
penyebabnya. Sedangkan penelitian di Amerika Serikat yang dilakukan
oleh Lermer dan Leeper pada 1979, menyebutkan
bahwa pemaparan medan elektromagnetik dari jaringan transmisi tegangan tinggi
dapat menyebabkan meningkatnya resiko kematian yang ditimbulkan oleh penyakit
leukimia, Kanker, Limfoma, Infertilitas pada pria, cacat pada keturunan,
demikian juga dapat menyebabkan penyakit kulit, perangai pemarah, dsb.
3. Dampak
Negatif Secara Psikologis.
Yaitu munculnya keresahan dan ketakutan yang disebabkan dari
munculnya rasa tidak aman terhadap bahaya kecelakaan yang dapat ditimbulkan
dari jaringan tersebut, yaitu kecelakaan yang disebabkan adanya sambaran petir,
putusnya kabel, atau gangguan fondasi tower akibat dari perubahan struktur
tanah. Selain itu juga kekhawatiran terus menerus akan akibat dari gangguan
kesehatan yang dapat disebabkan oleh radiasi.
4. Dampak
Negatif Terhadap Lingkungan.
Peran lingkungan dalam meningkatkan derajat kesehatan sangat
besar sebagaimana dikemukakan Blum (1974) dalam Planning for health,
development and application of social change theory. Bahwa faktor
lingkungan berperan sangat besar disamping perilaku daripada faktor pelayanan
kesehatan dan keturunan. Memang tidak selalu lingkungan sebagai penyebab,
melainkan juga sebagai penunjang, media transmisi maupun memperberat penyakit
yang telah ada.
Akibat didirikannya jaringan transmisi tegangan tinggi
tersebut, pepohonan dalam radius tertentu ditebangi karena dianggap melebihi
ketentuan dalam ketinggian tertentu. Sehingga wilayah disekitar jaringan
tersebut menjadi kering kerontang, sangat panas dengan angin yang kencang di
masa kemarau, dan sangat dingin di musim penghujan, kualitas tanah juga ikut
menurun drastis dan kehilangan kesuburan karena tidak bisa dioptimalisasikan
lagi.
Oleh sebab itu dirinya dan masyarakat Bekasi Utara khususnya
yang kena dampak secara langsung rencana pembangunan sutet tersebut tetap akan
menolak dengan tegas imbuhnya. ( Alex IMN News )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar