PDIP Siap Kalah Di Pilgub Jawa Tengah
Oleh: Rudi Purwanto
PDIP memainkan blunder
PDIP telah memilih ganjar Pranowo sebagai calon gubernur Jawa
Tengah.Anehdan sangat menggelikan sekali karena PDIP ternyata tidak
merekomendasikan Rustriningsih sebagai calon Gubernur Jawa tengah. Sikap
ini bias dilandasi oleh beberapa pertimbangan:
1. Sebagai partai
pemenang pemilu di Jawa Tengah PDIP begitu yakin dengan kekuatannya
sehingga sekalipun mencalonkan calon yang kurang popular PDIP merasa
yakin dapat meningkatkan popularitas calon yang di usungnya
2. Jawa
Tengah sebagai basis dari PDIP secara tradisional sejak jaman pemilu
1955 sehingga PDIP sangat yakin loyalitas pemilih tradisionalnya
3.
Keberadaan Jokowi yang asal Solo Jawa Tengah, sehingga dengan demikian
PDIP merasa sangat yakin bahwa Jokowi akan mampu mengkatrol tingkat
keterpilihan calon PDIP
Memang secara sekilas
pertimbangan-pertimbangan di atas sangat rasional dan dengan demikian
upaya memenangkan calon PDIP akan dapat berjalan dengan mulus. Namun
tampaknya PDIP kurang mempertimbangkan beberapa factor yang sangat
krusial dan akan sangat mempengaruhi jalannya pilgub Jawa Tengah,
diantaranya:
1. Rustriningsih adalah factor yang sangat menentukan.
Rustriningsih memang sudah menyatakan akan setia di PDIP , namun harus
di simak bahwa setia kepada PDIP berbeda masalahnya dengan mendukung
calon dari PDIP. Dari pernyataan tersiratnya sepertinya Rustriningsih
tidak akan mendukung calon dari PDIP dan akan menyerahkan sepenuhnya
pilihan rakyat Jawa Tengah kepada hati nurani masing-masing dan tidak
akan mendorong mendukung kepada calon PDIP. Maka kedepan jika PDIP ingin
selamat dalam pilgub Jawa Tengah harus merangkul factor Rustriningsih
ini agar mampu dan mau memberikan dukungan secara terbuka kepada Ganjar
Pranowo. Dan ini pun belum berarti jalan PDIP akan mudah.
2. Faktor kemenangan PKS dalam Pilgub Jawa Barat dan Sumatera Utara
Kemenangan ini menyebabkan adanya publikasi secara massif terhadap PKS
dan akan menyebabkan calon yang di usung PKS menjadi perhatian, dimana
pun calon PKS itu berkompetisi. Terlebih dalam dua pilgub tersebut calon
PKS selalu dalam posisi mengalahkan calon dari PDIP.
3. Partai
pengusung calon Hadi Prabowo dan Don relative terus meningkat
elektabilitasnya, seperti PKS, Gerindra, Hanura. Belum lagi kekuatan
tradisional Islam di Jawa tengah yang selama ini ada di PPP dan PKB.
Terlebih jika dalam masa beberapa bulan ini dan dalam masa kampanye
nanti Prabowo dari Gerindra, Wiranto dari Hanura, Anis Mata dari PKS mau
turun gunung seperti halnya Megawati di PDIP maka peluang kemenangan
PDIP secara mutlak akan menjadi sangat berat. Belum lagi jika MNC TV
mulai membesarkan Hanura seperti dia dulu membesarkan Nasdem.
4. Ada
satu hal sepele namun strategi sangat brilian telah di mainkan oleh
koalisi Hadi Prabowo dan Don, yaitu penyebutan nama yang sangat familiar
dan mudah diingat oleh siapa pun, yaitu telah di gunakannya nama HP-Don
sebagai panggilan bagi dua pasangan ini dalam kampanye pilgub Jawa
Tengah. Nama sangat familiar ini akan sangat menguntungkan dalam
komunikasi masa dan pasti akan menyebabkan meningkatnya pengenalan
public terhadap HP Don.
5. Calon Incumbent masih mempunyai peluang
cukup besar untuk menang, namun dengan posisi partai pendukung yang
relative terus menurun secara elektabilitas maka di butuhkan kampanye
yang sangat masiv dan butuh usaha sangat keras untuk dapat mendudukkan
kembali calon incumbent di kursi gubernur kembali, citra kepemimpinan
yang otoriter selama bersama Rustriningsih telah menyebabkan calon
incumbent relative berat
Berdasarkan semua factor di atas maka
kemenangan PDIP akan merupakan dan membutuhkan perjuangan sangat berat.
Dan PDIP atau siapa pun harus mengingat bahwa Jawa Tengah adalah ibarat
kandang bagi PDIP dan merupakan salah satu barometer perpolitikan
nasional, maka semestinya partai mana pun akan berusaha sangat keras
untuk memenangkan Jawa Tengah. Dan karenanya PDIP harus meracik strategi
sangat brilian jika tidak ingin kalah di kandang sendiri, karena kalah
di kandang sendiri sama artinya dengan kematian bagi eksistensi partai
dalam pemilu 2014
Oleh: Rudi Purwanto
PDIP memainkan blunder
PDIP telah memilih ganjar Pranowo sebagai calon gubernur Jawa Tengah.Anehdan sangat menggelikan sekali karena PDIP ternyata tidak merekomendasikan Rustriningsih sebagai calon Gubernur Jawa tengah. Sikap ini bias dilandasi oleh beberapa pertimbangan:
1. Sebagai partai pemenang pemilu di Jawa Tengah PDIP begitu yakin dengan kekuatannya sehingga sekalipun mencalonkan calon yang kurang popular PDIP merasa yakin dapat meningkatkan popularitas calon yang di usungnya
2. Jawa Tengah sebagai basis dari PDIP secara tradisional sejak jaman pemilu 1955 sehingga PDIP sangat yakin loyalitas pemilih tradisionalnya
3. Keberadaan Jokowi yang asal Solo Jawa Tengah, sehingga dengan demikian PDIP merasa sangat yakin bahwa Jokowi akan mampu mengkatrol tingkat keterpilihan calon PDIP
Memang secara sekilas pertimbangan-pertimbangan di atas sangat rasional dan dengan demikian upaya memenangkan calon PDIP akan dapat berjalan dengan mulus. Namun tampaknya PDIP kurang mempertimbangkan beberapa factor yang sangat krusial dan akan sangat mempengaruhi jalannya pilgub Jawa Tengah, diantaranya:
1. Rustriningsih adalah factor yang sangat menentukan. Rustriningsih memang sudah menyatakan akan setia di PDIP , namun harus di simak bahwa setia kepada PDIP berbeda masalahnya dengan mendukung calon dari PDIP. Dari pernyataan tersiratnya sepertinya Rustriningsih tidak akan mendukung calon dari PDIP dan akan menyerahkan sepenuhnya pilihan rakyat Jawa Tengah kepada hati nurani masing-masing dan tidak akan mendorong mendukung kepada calon PDIP. Maka kedepan jika PDIP ingin selamat dalam pilgub Jawa Tengah harus merangkul factor Rustriningsih ini agar mampu dan mau memberikan dukungan secara terbuka kepada Ganjar Pranowo. Dan ini pun belum berarti jalan PDIP akan mudah.
2. Faktor kemenangan PKS dalam Pilgub Jawa Barat dan Sumatera Utara
Kemenangan ini menyebabkan adanya publikasi secara massif terhadap PKS dan akan menyebabkan calon yang di usung PKS menjadi perhatian, dimana pun calon PKS itu berkompetisi. Terlebih dalam dua pilgub tersebut calon PKS selalu dalam posisi mengalahkan calon dari PDIP.
3. Partai pengusung calon Hadi Prabowo dan Don relative terus meningkat elektabilitasnya, seperti PKS, Gerindra, Hanura. Belum lagi kekuatan tradisional Islam di Jawa tengah yang selama ini ada di PPP dan PKB. Terlebih jika dalam masa beberapa bulan ini dan dalam masa kampanye nanti Prabowo dari Gerindra, Wiranto dari Hanura, Anis Mata dari PKS mau turun gunung seperti halnya Megawati di PDIP maka peluang kemenangan PDIP secara mutlak akan menjadi sangat berat. Belum lagi jika MNC TV mulai membesarkan Hanura seperti dia dulu membesarkan Nasdem.
4. Ada satu hal sepele namun strategi sangat brilian telah di mainkan oleh koalisi Hadi Prabowo dan Don, yaitu penyebutan nama yang sangat familiar dan mudah diingat oleh siapa pun, yaitu telah di gunakannya nama HP-Don sebagai panggilan bagi dua pasangan ini dalam kampanye pilgub Jawa Tengah. Nama sangat familiar ini akan sangat menguntungkan dalam komunikasi masa dan pasti akan menyebabkan meningkatnya pengenalan public terhadap HP Don.
5. Calon Incumbent masih mempunyai peluang cukup besar untuk menang, namun dengan posisi partai pendukung yang relative terus menurun secara elektabilitas maka di butuhkan kampanye yang sangat masiv dan butuh usaha sangat keras untuk dapat mendudukkan kembali calon incumbent di kursi gubernur kembali, citra kepemimpinan yang otoriter selama bersama Rustriningsih telah menyebabkan calon incumbent relative berat
Berdasarkan semua factor di atas maka kemenangan PDIP akan merupakan dan membutuhkan perjuangan sangat berat. Dan PDIP atau siapa pun harus mengingat bahwa Jawa Tengah adalah ibarat kandang bagi PDIP dan merupakan salah satu barometer perpolitikan nasional, maka semestinya partai mana pun akan berusaha sangat keras untuk memenangkan Jawa Tengah. Dan karenanya PDIP harus meracik strategi sangat brilian jika tidak ingin kalah di kandang sendiri, karena kalah di kandang sendiri sama artinya dengan kematian bagi eksistensi partai dalam pemilu 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar