Mendagri Tjahjo Kumolo
Mendagri Tjahjo Kumolo (Antara/Reno Esnir)
Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyesalkan pernyataan Staf Khusus Ketua DPR Bidang Komunikasi Politik, Nurul Arifin. 
Hal itu terkait tudingan Nurul bahwa polemik kehadiran Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadlli Zon pada acara kampanye bakal calon presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ialah bentuk pengalihan isu yang dibuat pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
“Kami nyatakan protes keras pada salah satu staf khusus Ketua DPR yang menyatakan isu di AS dibuat pemerintah,” kata Tjahjo di Gedung Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri), Jakarta, Senin (7/9).
Tjahjo menegaskan bahwa pemerintah tidak ikut campur dengan urusan DPR. “Intinya pemerintah tidak panik terhadap kondisi perekonomian. Justru saat-saat sekarang, pemerintah optimis,” tegasnya.
Sebelumnya, Nurul menyatakan, polemik kehadiran pimpinan DPR dinilai bagian dari pengalihan isu pihak tertentu. “Saat rupiah melemah, harga sembako naik, pengangguran bertambah, isu ini diolah untuk alihkan isu substansial,” kata Nurul.
Dia menjelaskan, kehadiran Novanto dan Fadli beserta rombongan ke dalam kampanye Trump bukan merupakan bentuk dukungan politik. Kunjungan dilakukan semata-mata dalam rangka silaturahmi serta upaya menarik investasi Trump ke Indonesia.
Dia menambahkan, rombongan yang berjumlah 14 orang beserta staf sekretariat, diterima langsung oleh Trump di lantai 26 Trump Plaza. Setelah itu, lanjut Nurul, delegasi diajak turun ke lantai dasar melihat acara konferensi pers. “Sebagai orang timur yang memiliki kesantunan, ajakan tersebut dipenuhi,” imbuhnya.
Kunjungan Ketua DPR ke AS dalam rangka memenuhi undangan Inter Parliamentary Union (IPU) ke-4. Dalam forum itu, Indonesia menyerukan reformasi PBB dan Sustainable Development Goals (SDG) yang disambut baik oleh negara-negara peserta konferensi. “Ketua DPR berbicara pada forum tersebut mengenai isu-isu demokrasi dan kesejahteraan,” tegasnya.
“Komentar miring di media soal pertemuan dengan Trump, itu hanya pengalihan isu,” pungkasnya.
Suara Pembaruan