IMN News, Jakarta - Kementerian Perhubungan mendirikan
sekolah pilot negeri baru di Banyuwangi Rp 200 miliar. Hal ini
mengantisipasi pesatnya pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia.
Kepala
Badan Pengembangan SDM Kemenhub Santoso Eddy Wibowo mengatakan, SDM
merupakan faktor vital dalam industri penerbangan, seiring dengan
penambahan maskapai penerbangan, jumlah pilot yang diperlukan setidaknya
800 pilot per tahun. Adapun untuk kawasan Asia, kebutuhannya mencapai
sekitar 185.000 pilot hingga 2031.
"Karena itulah, kita dorong
keberadaan sekolah pilot di Banyuwangi. Sekolah penerbangan ini
merupakan sekolah pilot negeri kedua di Indonesia selain sekolah serupa
yang sudah ada di Curug, Tangerang, Banten," ujar Santoso Eddy dalam
keterangan tertulisnya.
Foto Ilustrasi : Fitra L Ramadhani
Hari ini para taruna
sekolah pilot negeri di Banyuwangi, yang merupakan salah satu jurusan
Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya, melakukan
penerbangan perdana (first flight).
First flight
itu dilakukan oleh taruna angkatan pertama yang merupakan putra daerah
Banyuwangi bernama Muhammad Ananditya Patria Pratama (19) yang mengudara
dengan menggunakan pesawat Socata Tobago TB 10 Single Engine Land.
Sejak didirikan pada November 2012, sekolah pilot di Banyuwangi memiliki
12 siswa pada angkatan pertama.
Eddy mengatakan, untuk sekolah
pilot di Banyuwangi, tahun ini disiapkan dana Rp 40 miliar. Dana itu
termasuk untuk pembelian tiga pesawat latih Cesna 1755, sehingga tahun
ini sekolah pilot Banyuwangi akan mempunyai lima pesawat latih dari
sebelumnya hanya punya dua, yaitu Socata Tobago Tb 10.
Total dana Rp 200 miliar disiapkan untuk penyelesaian kampus dan berbagai fasilitas ideal lainnya yang akan tuntas 2016.
"Kita
sudah kerja sama dengan Boeing yang akan melakukan supervisi untuk
meningkatkan kualitas SDM di industri penerbangan, termasuk para pilot
di sekolah ini," kata Santoso.
Targetnya sekolah pilot
Banyuwangi, akan dihasilkan lulusan 60 pilot per tahun. "Tentu itu tidak
cukup dan terus kita tingkatkan. Seiring penambahan jumlah siswa dan
fasilitas, diharapkan lulusan bisa di atas 100 pilot per tahun. Sekolah
pilot di Banyuwangi ini disiapkan sebagai pilot project untuk
pengembangan sekolah pilot moderen di Indonesia. Kita akan godok
pilot-pilot andal dari Banyuwangi," katanya.
Santoso menambahkan,
pendirian sekolah pilot negeri Banyuwangi sangat urgent lantaran
training area sekolah serupa di Curug Tangerang saat ini sudah terbatas
dan terkurangi oleh aktivitas bandara Soekarno-Hatta.
Banyuwangi dipilih sebagai lokasi sekolah pilot karena dinilai paling feasible dibanding daerah lainnya. Wilayah yang sempat dipertimbangkan adalah Jember dan Bandara Trunojoyo Sumenep.
"Hambatan
Banyuwangi relatif tidak ada, dataran sekitarnya cukup landai. Training
area-nya juga masih luas sehingga masih bisa dikembangkan. Pemda-nya
juga sangat mendukung," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar