Jumat, 26 Agustus 2016

"BAGUNA" PDI Perjuangan Jalin Kerja Sama Strategis Dengan Basarnas Dan BMKG.

IMN News, Jakarta - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menilai Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) punya peranan besar dan strategis karena bersentuhan langsung dengan kemanusiaan. Maka, kedua lembaga itu harus bisa mensosialisasikan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan kehidupan langsung masyarakat.

Kepada BMKG, Megawati memberikan pesan agar lembaga yang dipimpin Andi Eka Sakya itu bisa mensosialisasikan ke para nelayan dan petani sehingga mereka punya ketepatan waktu kapan menanam dan kapan melaut.

Sementara itu, kepada Basarnas yang dipimpin Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo, Megawati berpesan agar sosialisai mengenai bagaimana mendeteksi dan meningkatkan insting suatu bencana bisa benar-benar sampai di masyarakat paling bawah, khususnya di daerah rawan bencana.

Demikian disampaikan Megawati dalam sambutan acara Penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama DPP PDI Perjuangan, Basarnas, BMKG, dan Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDI Perjuangan, di Kantor Basarnas, Jakarta, Selasa (24/8/2016).

"Dua lembaga ini (BMKG dan Basarnas) pegang peranan yang sangat besar. Jadi BMKG, harus sudah sampai tingkat nelayan dan petani, yang sekarang banyak mengeluh. Soal kapan menanam yang tepat, petani tahu eggak apa itu BMKG? BMKG nyampe apa enggak ke petani. Begitu juga peran Basarnas, bagaimana membuat rakyat kita instingnya bisa lebih unggul dari hewan dalam mengantisipasi bencana," kata Megawati.

Megawati kemudian menceritakan pengalamannya saat tiga hari paska stunami di Aceh dirinya yang sudah di Aceh melihat bagaimana justru banyak hewan yang terlebih dahulu naik ke bukit-bukit sebelum terjadinya tsunami. Hal itu menunjukkan bahwa hewan punya insting yang baik dalam mengenali gejala-gejala alam.

"Saya ingatkan, pengetahuan itu wajib disosialisasikan ke rakyat, soal bagaimana mengantisipasi bencana, kalau kita semua berdiam diri apa yang akan terjadi di kemudian hari," tukas Presiden ke-5 Indonesia ini.

Megawati mengungkapkan, Indonesia adalah negara terbesar kepulauan di dunia. Mengutip apa yang pernah dikatakan mantan Wapres Amerika Serikat, Al Gore, kalau tidak dilakukan antisipasi dan dijaga, maka akan banyak negara yang tenggelam.

"Jadi negara-negara Pasifik itu banyak yang mengeluh, karena pulaunya mulai mengecil akibat tertutupi air laut. Nah, ini harus diantisipasi dengan baik, saya minta, anak-anak saya di Baguna untuk diajari (penanggulangan dan antisipasi bencana), karena alhamdulillah, sangat terasa di lapangan peranan Baguna selama ini," beber Megawati.

Dalam kesempatan tersebut, Megawati juga menyampaikan bahwa salah satu kendala besar Republik Indonesia yang secara geopolitik disebut negara terbesar kepulauan di dunia justru penduduknya, sebagian besar tidak berenang.

"Itu suatu hal yang ironis. Harusnya kita pintar berenang karena lautan kita lebih luas dari tanahnya," tukasnya.

Dalam konteks itulah, peran Basarnas, Baguna, yang siap terjun langsung dalam penanganan bencana begitu penting. Untuk itu juga, Megawati meminta ke depan Basarnas dan BMKG memberikan pelatihan secara profesional kepada Baguna PDI Perjuangan.

"Saya minta anak-anak saya di Baguna diajari, karena manfaatnya sangat berguna di lapangan. Ketika saya menggagas adanya Baguna PDI Perjuangan banyak yang heran, skeptis, dan penuh tanda tanya. 'Partai kan berbicara kekuasaan, mengapa Partai harus bersusah payah mengurus Bencana?' Bencana merupakan tanggung jawab kita bersama. Lebih-lebih Indonesia yang daerah-daerahnya rawan bencana," beber Megawati.

Sebelum penandatanganan MoU, Megawati didampingi Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo memantau peralatan dan sistem yang dioperasikan Basarnas. Bahkan, Megawati juga diberikan kesempatan untuk berdialog langsung melalui teleconference dengan para petugas Basarnas di, Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Dalam dialog tersebut, Megawati menanyakan bagaimana penanganan dan pemantauan gempa yang terjadi di Flores. Di ujung sana, petugas Basarnas menyampaikan bahwa gempa kecil tersebut tidak memakan korban, baik jiwa maupun kerusakan. Mendengar jawaban itu, Megawati tetap meminta agar mereka waspada karena kebiasaan selalu ada gempa susulan.

Sekretaris Baguna PDIP Vian Feoh mengatakan setelah MoU ini, Baguna PDI Perjuangan dan Basarnas akan langsung menindaklanjuti dengan pelatihan potensi SAR.

"Rencananya pelatihan akan dilakukan pada bulan September di Makasar, Sulawesi Selatan," ucap Vian.

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo dalam sambutannya mengatakan, dalam MoU dengan PDI Perjuangan lingkup yang disepakati antara lain pendidikan dan pelatihan SAR, latihan operasi SAR, dan pelaksanaan operasi SAR.

"Nota kesepahaman antara Basarnas dan PDI Perjuangan ini merupakan tindak lanjut serta amanah UU No 29/2014 tentang Pencarian dan Pertolongan. Di dalamnya disebutkan bahwa potensi SAR adalah sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana, informasi dan teknologi, serta hewan selain Basarnas yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan diharapkan dapat berperan serta dalam pelaksanaan operasi SAR," katanya.

"Sebagaimana diketahui bersama, bahwa tugas mencari dan menolong manusia merupakan tanggung jawab bersama, maka sudah semestinya apabila seluruh elemen masyarakat, tidak hanya Basarnas, tetapi juga potensi SAR baik itu TNI, Polri, organisasi kemasyarakatan, termasuk PDI Perjuangan juga memiliki tanggung jawab yang sama yang sama untuk melaksanakan tugas-tugas pencarian dan pertolongan," jelasnya. (Imn - Incom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar