Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih (Foto ANTARA/R Rekotomo) 


Semarang, Antara - IMN News Jateng - Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih berbicara tentang etika politik di hadapan ratusan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Semarang (Unnes).

"Karut-marut perpolitikan Indonesia bisa jadi berawal dari etika politik para politikusnya," katanya saat menjadi pembicara dialog "Politik Kita antara Etika dan Dusta" di Semarang, Selasa.

Mantan Bupati Kebumen dua periode itu melihat kampus menjadi lokasi yang tepat untuk membenahi kondisi perpolitikan di Indonesia dengan cara mengenalkan pada mahasiswa etika politik yang benar.

Seandainya para mahasiswa nanti menjadi politikus, kata dia, mereka memiliki sikap dan etika politik yang bagus, bukan sekadar mencari keuntungan untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.

Ia menilai kondisi perpolitikan saat ini masih kental dengan model transaksional dengan melihat setiap keputusan yang akan diambil haruslah menguntungkan dari sisi kepentingan dan materi.

"Memang, dalam politik semua hal bisa terjadi. Namun, memang harus mengacu pada etika politik. Partai yang baik bisa dilihat dari AD-ART, kemudian dalam praktiknya juga berjalan sesuai," katanya.

Oleh karena itu, dia menilai perlunya kursus politik singkat yang digelar di perguruan tinggi, mengingat kalangan mahasiswa merupakan embrio keberhasilan perpolitikan Indonesia pada masa yang akan datang.

"Saya rasa kursus politik perlu untuk kalangan mahasiswa agar mereka banyak referensi terkait dengan perpolitikan, seperti halnya menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng 2013 ini," katanya.

Pada kesempatan itu, dia berpesan agar mahasiswa terus meningkatkan integritas, kompetensi, dan tidak lupa kedekatan dengan masyarakat untuk mengetahui permasalahan yang sebenarnya dialami di bawah.

"Kedekatan dengan masyarakat tidak boleh dilupakan. Bahkan, adik-adik kita harus didekatkan dinamika yang terjadi di tengah-tengah masyarakat," kata Rustriningsih yang sudah 27 tahun berpolitik itu.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Rektor Unnes Agus Wahyudin mengakui bahwa pentingnya kursus politik bagi mahasiswa, terutama mereka yang menempuh studi terkait, seperti Fakultas Hukum atau FIS.

"Kami saat ini memiliki delapan fakultas, belum termasuk program pascasarjana. Untuk program studi, kami memiliki sebanyak 86 unit dengan diperkuat oleh sebanyak 1.200 dosen," katanya.